Makalah STOIKIOMETRI
STOIKIOMETRI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Hukum-hukum Dasar Kimia ?
2. Bagaimana konsep Massa Atom Relative ( Ar)
?
3. Bagaiman konsep Molekul Relative ( Mr) ?
4. Bagaimana Konsep Dan Bilangan Oksidasi ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahi dasar- dasar Kimia
2.
Mengetahui lebih mendalam tentang stoikiometri yang kita temukan dalam
kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN STOIKIOMETRI
A.
HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA
Ilmu kimia
merupakan bagian ilmu pengetahuan alam yang mempelajari materi yang meliputi
susunan, sifat, dan parubahan materi serta energi yang menyertai perubahan
materi. Penelitian yang cermat terhadap pereaksi dan hasil reaksi telah
melahirkan hukum-hukum dasar kimia
yang menunjukkan hubungan kuantitatif atau yang disebut stoikiometri.
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu stoicheon yang berarti unsur dan metrain yang berarti mengukur. Dengan kata lain, stoikiometri
adalah perhitungan kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat
dalam reaksi. Hukum-hukum kimia dasar tersebut adalah hukum kekekalan massa, hukum
perbandingan tetap, hukum perbandingan volume, dan hukum perbandingan berganda.
Hukum-hukum dasar kimia itu merupakan pijakan kita dalam mempelajari dan
mengembangkan ilmu kimia selanjutnya.
- HUKUM KEKEKALAN MASSA (HUKUM LAVOISIER)
’’ Massa tidak dapat diciptakan
maupun dimusnahkan dalam perubahan materi apa pun.’’
’’ Dalam setiap reaksi kimia, massa zat sebelum
dan sesudah reaksi selalu sama.’’
- HUKUM PROUST ATAU HUKUM PERBANDINGAN TETAP
“Suatu senyawa murni selalu tersusun dari unsur-unsur yang tetap
dengan perbandingan massa yang tetap.”
- HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA
- HUKUM PERBANDINGAN VOLUME
B. TEORI ATOM DALTON
C.
HUKUM AVOGADRO
Hukum Avogadro (Hipotes
Avogadro, atau Prinsip Avogadro) adalah hukum
gas yang diberi nama sesuai dengan ilmuwan Italia Amedeo Avogadro, yang pada 1811
mengajukan hipotesis bahwa:
Gas-gas yang memiliki volum yang sama, pada temperatur dan tekanan
yang sama, memiliki jumlah partikel yang sama pula.
Artinya, jumlah molekul atau atom
dalam suatu volum
gas
tidak tergantung kepada ukuran atau massa dari molekul gas.
Sebagai contoh, 1 liter gas hidrogen dan nitrogen akan mengandung jumlah molekul
yang sama, selama suhu dan tekanannya sama. Aspek ini dapat dinyatakan secara
matematis,
D.
MASSA ATOM DAN MASSA MOLEKUL RELATIF
Mr AmBn = m x Ar A + n x Ar B
E. KONSEP MOL
1 mol zat dapat kita ubah kedalam bentuk persamaan :
Jumlah Mol ( n )
|
Massa ( m )
|
Volum Gas ( V )
|
Jumlah Partikel ( X )
|
Kemolaran ( M )
|
F. RUMUS EMPIRIS DAN RUMUS MOLEKUL
KEMOLARAN
Kemolaran Larutan (M)
ü Kemolaran adalah suatu cara untuk menyatakan konsentrasi
(kepekatan) larutan.
ü Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan, atau
jumlah mmol zat terlarut dalam tiap mL larutan.
ü Dirumuskan :
ü Misalnya : larutan NaCl 0,2 M artinya, dalam tiap liter larutan
terdapat 0,2 mol (= 11,7 gram) NaCl atau dalam tiap mL larutan terdapat 0,2
mmol (= 11,7 mg) NaCl.
Rumus Pengenceran
V1.M1=V2.M2
V1=Volume sebelum pengenceran(liter)
M1=Molaritas sebelum pengenceran(M)
V2=Volume sesudah pengenceran(liter)
M2=Molaritas sesudah pengenceran(M)
V1=Volume sebelum pengenceran(liter)
M1=Molaritas sebelum pengenceran(M)
V2=Volume sesudah pengenceran(liter)
M2=Molaritas sesudah pengenceran(M)
G.
MOLALITAS
Molalitas menyatakan perbandingan
mol zat terlarut dalam kilogram pelarut. Molalitas dinyatakan antara jumlah mol
zat terlarut dengan massa dalam kg pelarut. Bagaimana simbol dari molalitas
zat? Molalitas disimbolkan dengan m
dengan
n = jumlah mol zat terlarut
......................... (mol)
p = massa pelarut
..................................... (kg)
m = molalitas
............................................. (mol kg-1)
H.
FRAKSI MOL
Fraksi mol merupakan satuan
konsentrasi yang menyatakan perbandingan antara jumlah mol salah satu komponen larutan
(jumlah mol zat pelarut atau jumlah mol zat terlarut) dengan jumlah mol total
larutan. Fraksi mol disimbolkan dengan X . Misal dalam larutan hanya mengandung
2 komponen, yaitu zat B sebagai zat terlarut dan A sebagai pelarut, maka fraksi
mol A disimbolkan XA dan XB untuk fraksi mol zat
terlarut.
atau
dengan XA = fraksi mol pelarut
XB = fraksi mol zat terlarut
nA = jumlah mol pelarut
nB = jumlah mol zat terlarut
Jumlah fraksi mol pelarut dengan
zat terlarut sama dengan 1.
XA + XB = 1
I.
BILANGAN OKSIDASI
1. PENGERTIAN BILANGAN
OKSIDASI
Bilangan oksidasi adalah muatan
formal atom dalam suatu molekul atau dalam ion yang dialokasikan
sedemikian sehingga atom yang ke-elektronegativannya lebih rendah mempunyai
muatan positif.
2. KONSEP REAKSI OKSIDASI DAN
REDUKSI
Dalam kehidupan sehari-hari
sering ditemui reaksi kimia yang dapat digolongkan dalam reaksi oksidasi,
reaksi reduksi maupun reaksi oksidasi-reduksi (redoks), misalnya pembakaran,
perkaratan, pengolahan logam dari bijinya.
Berdasar perkembangannya, konsep
oksidasi-reduksi dijelaskan dari beberapa hal berikut :
a. Penggabungan dan Pengeluaran Oksigen
Oksidasi adalah peristiwa penggabungan pada persamaan reaksi berikut :
Oksidasi adalah peristiwa penggabungan pada persamaan reaksi berikut :
2Cu + O2 ----> 2CuO
2Fe + O2 ----> 2FeO
4Fe + 3O2 ----> 2Fe2O3
Reduksi adalah proses pengambilan atau pengeluaran oksigen dari suatu zat.
2FeO + C ----> 2Fe + CO2
CuO + H2 ----> Cu + H2O
b. Pelepasan dan Penangkapan Elektron
Pada peristiwa oksidasi Fe
menjadi Fe2O3, atom Fe melepaskan elektron menjadi ion Fe3+. Jadi pengertian
oksidasi dapat diperluas menjadi pelepasan elektron. Sebaliknya pada peristiwa
reduksi Fe2O3 menjadi Fe, ion Fe3+ menangkap elektron menjadi atom
Fe. Maka pengertian reduksi juga dapat diperluas menjadi peristiwa penangkapan
elektron.
Dengan
pengertian yang lebih luas ini, konsep oksidasi dan reduksi tidaklah terbatas
pada reaksi-reaksi yang melibatkan oksigen saja.. Oksidasi adalah reaksi
pelepasan elektron.
Contoh reaksi oksidasi :
Na ----> Na+ + e
Zn ----> Zn2+ + 2e
Fe2+ ----> Fe3+ + e
S2- ---- >S + 2e
Na ----> Na+ + e
Zn ----> Zn2+ + 2e
Fe2+ ----> Fe3+ + e
S2- ---- >S + 2e
Reduksi adalah reaksi penerimaan
atau penangkapan elektron.
Contoh reaksi reduksi :
K+ + e ---- >K
Cu2+ + 2e ---->Cu
Co3+ + e----> Co2+
Cl2 + 2e ---->2Cl-
Contoh reaksi reduksi :
K+ + e ---- >K
Cu2+ + 2e ---->Cu
Co3+ + e----> Co2+
Cl2 + 2e ---->2Cl-
c. Oksidasi-Reduksi Berdasarkan Bilangan Oksidasi
Oksidasi = Penambahan (naiknya)
bilangan oksidasi
Reduksi = Pengurangan (turunnya) bilangan oksidasi
Bilangan oksidasi : bilangan yang menunjukkan kemampuan atom dalam mengikat atau melepas elektron
Contoh :
Reduksi = Pengurangan (turunnya) bilangan oksidasi
Bilangan oksidasi : bilangan yang menunjukkan kemampuan atom dalam mengikat atau melepas elektron
Contoh :
Fe2O3(s) + ....3CO(g)→ 2Fe(s)
+..3CO2(g)
+3..................+2............0..........+4
l_________________l
reduksi........... l_____________l
...........................oks
+3..................+2............0..........+4
l_________________l
reduksi........... l_____________l
...........................oks
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran